Minggu, 25 April 2021

Cerita Sex Bercinta Dengan Teh Riana

Cerita Sex Bercinta Dengan Teh Riana

Cerita Sex Bercinta Dengan Teh Riana

Cerita Dewasa kali ini menceritakan tentang kisah Cerita Sex Bercinta Dengan Teh Riana , cerita ini merupakan kisah nyata yang di alamin oleh salah satu penulis cerita yang di tuangkan menjadi sebuah cerita sex yang membuat nafsu gitu mengebu ngebu. Silahkan di simak langsung Cerita 17+ kali ini :

Cerita Sex Bercinta Dengan Teh Riana - Perkenalkan nama saya Vovan, saya sekarang berusia 29 tahun. Saya mo berbagi cerita sedikit dengan pembaca tentang pengalaman seks saya yang menurut saya lumayan tuk disimak.Cerita dimulai ketika saya umur sekitar 23 tahun dimana saat itu saya masih belajar di perguruan tinggi swasta di kota B tempat tinggal saya. Seperti biasanya di komplek tempat tinggalku sering diadakan acara sebulan sekali tuk mempererat hubungan antar warga, entah itu makan-makan atau acara band anak komplek.

Hari itu acara selesai pada pukul 11 malam, saya dan teman-temanku mulai membereskan sisa-sisa acara, setelah selesai temanku yang bernama Hadi bilang

“ kita jalan yuk? Gue males nih langsung balik. Besokkan hari libur.”. Saya dan Iwan menjawab setuju usul tersebut, tapi masih ada pertanyaan dari Iwan,

“ mo kemana kita?” Hadi pun berkata

“ ketempat temanku, tempatnya lumayan asik.”. tanpa menunggu lama kitapun melangkah pergi menuju tempat tersebut.

Ternyata yang dimaksud oleh Hadi temanku adalah sebuah rumah dimana tinggal temannya bernama Johan, dia tinggal bersama bibinya yang pegawai bank di kotaku. Ternyata tempatnya asik karena segalanya ada, dari PS, musik plus sound system yg mantap tak lupa bermacam multimedia ditambah dirumah tersebut Bibinya sangat ramah dan membebaskan kita, seperti minum alkohol dan kadang ber-ganja ria.

Oh iya bibinya bernama Riana ( biasa kita panggil teh Riana ) umur 29 tahun dan ditinggal mati suaminya dan tanpa anak, orangnya baik, cantik, putih dengan tinggi badan 168cm dan ukuran bh 34B. Singkat cerita saya akrab dengan Johan dan sering kerumah itu tuk sekedar nongkrong, bermain PS dan kadang- kadang suka curhat ke teh Riana, karena memang orangnya asik sekali.
Pada suatu ketika dia pernah nanya ke saya,

” Van koq gak pernah bawa ceweknya kesini? Kan Teteh mau lihat, pasti cantik ya?”

“Ah teteh biasa aja koq, dia orangnya pemalu teh” jawabku sekenanya karena saya lagi sibuk sama musuhku di PS. (hehehe).

Tidak berapa lama ada pertanyaan dia yang mengejutkan saya.

“ Van kamu ngapain aja sama cewek kamu, maksud teteh dah pernah ML ya?” Saya jawab

“ pernah sih teh, emang kenapa teh?”

“ Ah gak apa-apa, tapi pernah juga sama cewek lain?”

“pernah sih teh”.

Kemudian dia beranjak menuju dapur dan tidak berapa lama kembali dengan 2 gelas sirup yang salah satunya diserahkan kepada saya. Teh Riana menanyakan lagi

“Udah berapa cewek yang tidur sama kamu Van?.” Sambil tetap mata tertuju ke layar tv saya menjawab sekenanya,

”lumayan teh, bahkan ada yang udah berusia 30an, kata orang sih itu tante-tante, tapi saya sih yang penting asik-asik aja teh.” Lalu kami lanjutkan obrolan ke berbagai masalah.

Seminggu kemudian saya bertandang lagi ke rumah Johan, saat itu selepas magrib dan katanya Johan sedang keluar, mau tak mau saya menunggu sampai dia pulang ditemani oleh teh Riana. Sekitar pukul 20:30 hujan turun dengan derasnya dan tak terasa hujan tak berhenti sampai pukul 22:30. Terdengar bunyi telepon dan teh Riana mengangkatnya dan sekitar 10 menit kemudian dia menutupnya kembali.

Dia berjalan kearah saya dan berkata,

“ itu tadi dari Johan, kata dia sepertinya nginap dirumah temannya karena hujan tak kunjung reda.” 

Tak jadi deh ketemu Johan, lalu saya berkata,

” kalau begitu saya pulang saja teh.” Langsung saja dia jawab,

” Tunggu dulu kan masih hujan, bagaimana kalu Vovan menginap disini, besok pagi baru pulang?” 

Sambil berpikir betul juga dan memang besok hari libur, saya iyakan saja maksud teh Riana.
Malam itu kita ngobrol sampai pukul 01:30 dan akhirnya saya minta izin untuk tidur di kamar Johan, dan teh Riana pun mengiyakan. Tiba-tiba ditengah tidurku saya merasakan ada sesuatu yang mengelus-elus rambut dan dadaku, saya berusaha untuk tetap tidur dan membuka mata sedikit untuk mencari tahu siapa gerangan dan juga lampu kamar saya matikan. Ternyata teh Riana yang melakukan itu dan saya pun tetap berusaha untuk tidak bangun. Lama-lama gerakan teh Riana semakin berani, pelan-pelan dia kecup pipiku, keningku dan mulai mengecup bibirku. Terasa sekali lidahnya berusaha tuk membuka bibirku.

Akhirnya lidahnya berhasil masuk kedalam mulutku dan mengait-ngait lidahku, terdengar nafasnya mulai memburu dan yang saya rasakan badan teh Riana mulai panas. Tak berapa lama tangannya masuk kedalam kaosku tuk membelai dadaku setelah itu tangannya meluncur kebawah dan mulai menyusup kedalam celana jeansku. Seketika itu juga sayapun bangun, tetapi dia tidak menampakan wajah yang terkejut dan hanya sinar matanya yang sayu dia menatapku sambil berkata,

“ Van maafkan teteh ya?, teteh sudah lama tidak beginian, teteh ingin Van..” Lalu sayapun duduk dipinggir tempat tidur dan berkata,

“ Tapi bagaimana dengan Johan teh?, saya tidak mau dia akan membenci saya karena saya tidur dengan bibinya..”

“ Biarkan saja Van, ini akan jadi rahasia kita berdua tanpa Johan tahu.” Saya pun berdiri dan berkata

“ Saya ke kamar mandi dulu teh, tuk bersih-bersih dulu.” Saya tidak mau bermain dalam keadaan daerah mr.P-ku tercium bau yang tak sedap.

Setelah keluar dari kamar mandi sayapun terkejut dengan pemandangan dihadapan saya, teh Riana telanjang bulat tanpa sehelai benangpun diatas ranjang, dan tersenyum manis sekali kepadaku, dan ternyata dia menyalakan lampu kecil didalam kamar Johan sehingga lekuk tubuhnya terlihat sangat jelas.

Tak terasa kontolku pun berdiri tegak didalam cdku, dan terlihat oleh teh Riana. Dia memandang ke arah cdku tanpa berkedip, segera saja di membelai permukaan cdku. Terlihat sekali kalau teh Riana sudah dibakar nafsu birahi yang sangat tinggi, sambil mengusap permukaan cdku, saya kecup bibirnya dan dia langsung membalas dengan ganas sekali.

Tak tinggal diam tangan kiriku menari-nari mengelus punggungnya dan tangan kananku bergerak turun menuju bukit kembar yang sangat mempesona itu. Langsung saja saya remas lembut dan sesekali saya buat gerakan memutar dan memilin putting susunya yang sudah sangat keras mencuat itu.

“ Hekh.. Van teruss… oohhh…” Bibirku segera menusul kebawah menuju payudaranya, dan tanpa disuruh lagi saya langsung melumat putting kirinya dengan lembut dan terkadang saya sedot sedikit kasar, saya ingin membuat teh Riana sangat menikmatinya.

Rambutku sudah diacak-acak oleh teh Riana yang tak kuat menahan nafsu, lalu saya berdiri tuk diam sejenak dan itu membuat teh Riana sedikit bingung dan berkata,” kenapa diam Van, teteh udah pengen nih..” Lalu saya peluk dia dan berbisik,

“ Teh kita main polisi dan maling yuk? Saya polisinya dan teteh malingnya” teh Riana tampak sedikit bingung, tapi dia mengiyakan saja dan terserah saya mau apakan dia malam ini, terlihat sekali nafsunya sudah di ubun-ubun… Crooot.. hahaha….

Lalu saya segera membalikkan posisi kursi sofa menghadap tembok sehingga bagian untuk duduk menempel ketembok dan bagian yang tinggi menjauh dari tembok. Lalu saya tuntun teh Riana menuju kursi tersebut dan menyuruhnya tuk memegang tembok dan pinggangnya bersandar pada bagian yang tinggi dari sofa tersebut, lalu saya renggangkan kakinya seperti polisi yang sedang mencari barang bukti di sekujur tubuh seorang maling.

Segera saja saya peluk dia dari belakang dan mencium telinga dan tengkuk teh Riana tak ketinggalan kedua tangan saya meremas-remas payudaranya dari belakang.

“ ooohhh Van, achhh.. hemmm..” bibirku terus menuju ke pundaknya dan terus meluncur kebawah kearah bongkahan pantatnya, dia pun bergelinjang geli menahan serangan-seranganku.

Akhirnya lidahku berhenti di bongkahan pantatnya dan kujilat memutar disekitar pantatnya, dia pun tampak geli sekali tapi saya bilang,

“jangan bergerak.” Lalu saya renggangkan lagi kakinya semakin lebar supaya terlihat jelas memeknya dari belakang, saya menguak kedua daging pantatnya dan.. Wooow….

Terlihat gundukan daging yang terbelah dimana ujung atasnya menyembul keluar secuil daging yang tampak mengkilap dan dilengkapi dengan bulu-bulu hitam yang tercukur rapi. Nafsuku semakin tinggi melihat pemandangan indah tersebut dan berusaha menahan dan mengaturnya karena berniat tuk memberikan yang terindah kepada teh Riana malam itu. Perlahan-lahan saya saya buka memeknya dengan kedua jari saya, merah mengkilap isinya.

Lalu saya jilat pelan-pelan dari klitoris menuju lubang memeknya, saya lakukan berulang kali dan ternyata sudah sangat basah memek teh Riana.

“ Haahh… oohhh.. Vovan.. te..russs… sayang..”. semakin lama semakin saya kuatkan jilatan saya dan tak lupa saya sedot-sedot klitorisnya dengan kuat.

“Achh.. Vovan iya.. begitu yang kuat sayang.. hemmm..” Badan teh Riana semakin bergetar menahan geli dan nikmat yang amat sangat.

Tangannya meremas-remas payudaranya sendiri. Sekitar tujuh menit berlangsung, terlihat badannya mulai menunjukan tanda-tanda mau orgasme.

“ teruuss sayaang.. oohhh… bentar lagi saayaang..” dan seketika itu saya hentikan, saya ingin mempermainkan dia dulu supaya apa yang akan dia capai nanti akan menjadi sangat hebat.

Seperti kendaraan saya memainkan Rpm-nya, disaat jarum hampir mencapai danger area (red area) saya kendorkan lagi gas yang saya injak. Hehehe….
Seperti anak kecil yang tidak mendapatkan mainannya dia tampak gusar sekali, nafasnya terengah-engah.

“ achhh Van kenapa berhenti, dikit lagi sayang..” lalu saya bilang,

“ sabar teteh sayang, masih panjang permainan kita.” Lalu saya yang bersandar sekarang pada punggung sofa sekarang dan minta gantian diservice oleh teh Riana, dengan muka sedikit cemberut diapun turun kearah selangkanganku. situs poker terpercaya

Terlihat jelas cdku mengembung dan tampak helm kontolku keluar dari cdku, teh Riana tersenyum melihat itu. Lalu dibukalah cdku dan melompatlah keluar seluruh batang kontolku yang sudah tegak dan sangat keras sekali.

“ besar sekali Van, pasti enak sekali kontolmu sayang.” Saya tersenyum mendengar kata-katanya dan memang lumayan besar punyaku dengan panjang 17cm dan diameter sekitar 4,5cm. Tanpa basa basi dia mulai mengocok dan menjilati kontolku, geli dan nikmat sekali yang kurasakan.

Apalagi disaat teh Riana berusaha memasukan kontolku kedalam mulut munginya itu, achh.. terasa hangat sekali rongga mulutnya. Digerakkan maju mundur kepalanya sehingga kontolku tambah tegang dan menonjolkan urat-uratnya yang perkasa. Sayapun melayang dibuatnya. Sekitar 10 menit 
dia melakukan oral kepadaku, sayapun mengajak dia ketempat tidur tuk mulai dengan adegan baru.

Diatas tempat tidur saya meminta dia untuk melakukan gaya 69. Selangkangannya tepat diatas kepalaku dan tampak terlihat lendirnya yang mengalir di permukaan pahanya akibat aksiku yang tadi. Terasa hangat dan nikmat ketika kontolku mulai disedot oleh teh Riana, dan tanpa buang waktu saya hisap lender yang mengalir keluar dari memeknya dan setelah habis lalu langsung menyedot 
klitorisnya dengan kuat.

“ hemph Van.. hemmm…” teh Riana terdiam sesaat dengan kontolku didalam mulutnya menikmati sedotanku pada klitorisnya.

Gerakannya semakin liar disaat ku jilat dengan rakus lubang memeknya. Kira-kira sekitar 10 menit badannya semakin tak terkendali, dicengkeramnya dengan kuat batang kontolku sehingga sedikit sakit,

“ oohhh.. Vovan sayang.. te..russs.. ackhhh… bentar lagi..” Seamakin kupercepat jilatanku didalam lobang memeknya dan menekan kuat klitorisnya, dan tiba-tiba badannya bangun sehingga dia menduduki mukaku.

Pantatnya meliuk-liuk seperti orang menari jaipongan diatas mukaku sehinggga mukaku habis tertekan oleh selangkangannya, dan

“ Aaackhhh.. sayang.. teteh keluar.. ohhhh…ohhh..” dia menjerit keras ketika mendapatkan orgasme pertamanya yang hebat sekali.

Badannya bergetar hebat dan terasa sekali oleh lidahku ketika didalam memeknya mengalir cairan surganya yang tumpah, dia mendiamkan memeknya di mukaku sekitar 3 menit, kemudian dia berguling kesampingku.

“Van enak sekali sayang, terasa terbang tadi..” Ketika dia melihat mukaku yang blepotan oleh lendir memeknya, dia tersenyum dan langsung dijilati mukaku sampai bersih.
Sekitar 5 menit saya biarkan dia beristirahat. Sayapun bangun dan mengatur posisi berada diselangkangannya, saya gosokkan kontolku dibibir memeknya dan klitorisnya, badannya bergetar menerima gesekan tersebut.

“Van pelan-pelan masukinnya sayang, udah lama sekali gak pernah..” saya mengangguk mengiyakan, kutekan pelan-pelan dan memang terasa sulit sekali tuk memasuki memeknya.

Setelah berulang kali akhirnya masuk juga walau baru seperempat dari kontolku.

“ heckh.. pelan sayang, sakit..”. Kumaju mundurkan pelan-pelan sampai memeknya terbiasa, lalu kutekan lagi sampai masuk tiga per empatnya dan melakukan gerakan maju mundur dengan lembut.

Kepala teh Riana terlempar kekiri dan kekanan, bola matanya putih semua dan dari mulutnya terdengar seperti orang yang kepedasan.

“ haaahh.. achhh.. Vovan sayang.. haahh.. hemmm..” kupeluk dirinya sambil melumat bibirnya dan dia membalasnya dengan sangat buas.

Kutarik kontolku dan meninggalkan sisa kepala kontolku didalam memeknya, dan dengan tiba-tiba saya tekan sekuatnya sehingga habis kontolku tertelan didalam memeknya, terasa mentok sampai pintu rahimnya. Kakinya langsung mengejang dan mengangkang selebar-lebarnya dan teh Riana menggigit bibir bawahku sehingga sedikit berdarah.

“ Ackhh.. sa..kit.. sayang.. ackh..” kudiamkan sejenak kontolku didalam memeknya supaya memeknya terbiasa.

Setelah itu kumaju mundurkan dengan lembut sampai memeknya becek sekali. Setelah 5 menit gerakanku berubah total, gerakanku menjadi liar dan ganas, kontolku memompa memeknya dengan keras, badan teh Riana berguncang hebat, pantatnya mengimbangi dengan cara meliuk-liuk mengikuti gerak hentakanku, rambutku habis diacak-acaknya.

“ Terus sayang.. ohhh.. yang dalam .. Achhh..” kakinya bergerak melingkari pinggangku dan mulutnya menciumku dengan ganas, terdengar indah jeritan nikmat teh Riana dikamar itu.
Selang 5 menit pantat teh Riana bergerak liar, nafasnya semakin memburu, mukaku habis dicium oleh dia, tiba-tiba badan dan pahanya mengejang kaku dan kini gantian daguku yang digigitnya sekarang.

“ Ackhhh.. sayang.. teteh.. keluar… ackhh… aduuuhhh… hemmm..” Kudiamkan kontolku didalam memeknya dan sesekali kutarik masuk dengan lembut sekali.
Sekitar 3 menit teh Riana merasakan orgasmenya tuk kedua kalinya. Kemudian saya berguling kesamping dan memeluknya.

Matanya terpejam dan terlihat sisa-sisa kenikmatan diraut wajahnya.

“ Enak sekali sayang, baru kali ini teteh merasakan yang seperti ini, rasanya memek teteh mau meledak.” Sayapun tersenyum mendengarnya, lalu tanpa banyak tanya saya buka selangkangannya dan lalu saya jilati memeknya.

“ Oooh Vovan, geli sayang.. nanti dulu sayang.. ackhh..” Saya tidak memperdulikan ucapannya, saya mau merasakan lagi cairan cintanya dan yang paling utama kontolku sudah mau meledak rasanya.
Saya hisap habis lendir di dalam memeknya dan selang dua menit gairahnya mulai bangkit terdengar dari nafasnya yang mulai memburu. Saya pun memintanya tuk doggy style, setelah dia menungging tampak memeknya yang menggembung merah yang minta tuk segera ditusuk oleh kontolku. Kali ini tidak terlalu susah kontolku masuk kedalam memeknya, seperti biasa saya masukan dulu tiga per empatnya dan bergerak lembut maju mundur.

Selang tiga menit kuhentakkan kuat sehingga kontolku amblas semua di dalam memeknya.

“ Ackhh.. Vovan.. hemm.. enaks..” Terasa sekali mentok didalam, dan bibir memeknya ikut-ikutan masuk kedalam dan keluar ketika kontolku bergerak mundur. Semakin lama gerakanku semakin cepat dan pantat teh Riana pun bergoyang indah mengikuti irama.

“ Ohhh.. sayang.. yang kuat saayaang.. teteh hampir keluaar.. ohhh..”,

“ Sama teh, saya juga hampir…” Kita berdua terus memacu birahi, keringat mengucur deras di tubuh kita masing-masing.

Plok.. plok..plok.. suara yang terdengar indah dari peraduan kontolku dan memeknya.
Selang empat menit kemudian pantat teh Riana mulai mengejang, tangannya meremas-remas liar payudaranya sendiri, dan akhirnya dia pun teriak.

“ Ackhhhh.. teteh keluar.. ohhhh… enak sekali sayang.. ackhh…” Terasa memeknya memilin-milin kontolku didalam.

Kutarik badannya hingga sejajar dengan badanku, sehingga setengah berdiri. Ku peluk perutnya dari belakang dan tanganku meremas susunya dengan kencang. Gerakan kontolku semakin kencang menghujam memeknya dari belakang, nafasku pun semakin cepat memburu tuk mengejar sesuatu yang indah yang menungguku didepan sana.

“ Ackhh… ackhh… aduuhhh..” Kata-kata tersebut yang keluar dari mulut teh Riana.
Setelah dua menit kurapatkan tubuhnya ke tubuhku dan tiba-tiba teh Riana kembali menjerit,

“ Aduuuhh.. sayang, teteh keluar lagi.. ackhhh… nikmats.. aduuhhh… ohhh…” Saya pun segera menyusulnya,

“ Ackhh.. teh.. saya keluar..” croot…crott..crott..

7 kali semburan sperma saya tembakan ke dalam lobang memeknya, setiap semburan disambut dengan remasan memek dan desahan dari teh Riana, sangat indah sekali pada saat itu. Setelah itu saya dan dia menuju tempat tidur tanpa melepas kontolku dari memeknya. Kami pun berbaring dan dia berkata,

“ Makasih ya Van, tadi itu sangat indah sekali.” Sambil memeluknya dari belakang saya kecup bibirnya dengan lembut dan dia pun membalasnya.

Kami pun tertidur dengan masih berbugil ria dan saya masih memeluknya dari belakang. Sekitar jam 6 pagi saya terbangun dan kaget melihat kesamping dan ternyata teh Riana sudah tidak ada disampingku. Ada perasaan aneh di selangkanganku dan ketika kulirik kebawah ternyata teh Riana sedang mengoral kontolku yang sudah berdiri tegak nan perkasa dengan senyum yang sangat manis di bibirnya

“Lagi deh..”

Setelah kejadian hari itu saya dan teh Riana menjalin hubungan tanpa harus memutuskan pacarku, dia sendiri yang bilang jangan memutuskan pacarku. Temanku Johan pun tak tahu hubungan kami. Setiap ada waktu selalu kita lewati tuk bersama, entah itu dirumahnya atau di kamar-kamar hotel yang sudah dipesannya. Dia juga selalu membantuku dalam hal keuangan walau kadang saya tolak.

Sekitar 2 tahun yang lalu dia menikah dengan seorang pejabat di pemerintahan daerah, sebelumnya dia minta izin kepadaku tuk menikah … hahaha jadi lucu. Sekarang dia sudah pindah ke kota C disamping kotaku ikut suaminya, dan sering dia telepon saya kalau dia sangat rindu. Semoga bahagia Teh Riana, I miss U so much.

Bagaiman Dengan Cerita Sex Bercinta Dengan Teh Riana  ? Seru bukan ? Dan jangan lupa untuk di simak Cerita Dewasa lainnya Seperti di bawah ini :
Previous Post
Next Post