Rabu, 26 Desember 2018

Lubang Buaya Pramugari

Lubang Buaya Pramugari
Suatu hari dan saat itu malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 22.00. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng..

Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 50 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu. Seiring dengan turunnya air hujan, air mata Citra juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya.

Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan.

Citra Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun, wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya. Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Citra itu.

Tresno adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Citra terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Citra . Rencana busuk dilakukannya terhadap Citra . Malam ini mereka telah menyergap Citra dikamar kostnya. Tresno adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Tresno bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini.

Ironisnya, Tresno yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Citra itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar. “Huh rasakan kau gadis sombong !”, bentaknya kepada Citra yang tengah tergolek dikasurnya. “Aku dapatkan kau sekarang….!”, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Citra beberapa bulan yang lalu, Tresno langsung jatuh hati kepada Citra .

Dimata Tresno, Citra bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Tresno tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu. Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Citra sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Citra ,tatapan mata Citra pun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Tresno tumbuh subur rasa benci terhadap Citra , penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Citra tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Citra pikirnya.


Jadilah malam ini Tresno melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Citra sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. hardiknya seraya memegang kepala Citra dan menghadapkan kewajahnya. “Hmmmphh….!!”, jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Citra pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Tresno seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Tresno yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, “Hahaha….malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik”.

Keringatpun langsung mengucur deras membasahi tubuh Citra , wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Tresno. Kini dihadapan Citra , Tresno mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Tresno memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar, beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu.

Isak tangis mulai keluar dari mulut Citra , disaat Tresno mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Citra . Melihat ini Citra berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Tresno secepat kilat mencengkram erat kepala Citra dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Citra , dengan tubuh yang bergetar Citra hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu.

Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Tresno. “Ahhh….perkenalkan rudal gue ini sayang…..akhhh….” ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Citra , memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Tresno tengah menikmati kehalusan wajah Citra . “Hai cantik !….sekarang sudah kenal kan , seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ?. Setelah puas dengan itu, kini Tresno mendorong tubuh Citra hingga kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak dikaguminya tubuh Citra yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu.

Baju seragam pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Tresno, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. , sepertinya Citra ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma permintaan ampun dan belas kasihan.

Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Citra menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Tresno itu kini mengusap-usap bagian pantat Citra , dirasakan olehnya pantat Citra yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar Tresno sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Citra . Citra hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Tresno secara perlahan-lahan mengusap kaki Citra mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.

Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Tresno, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Citra agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Tresno tadi langsung menusuk lobang kemaluan Citra . , Citra menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Tresno masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Citra pun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Tresno memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Citra.

Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Citra , sementara itu badan Citra menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu . Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Citra pun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Tresno kemudian mencabut jarinya. Tubuh Citra pun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Citra kini telanjang. Terlihat oleh Tresno, kemaluan Citra yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Citra hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada.

Wajah Citra semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Tresno bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Citra . , Citra menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Tresno mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Citra . Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Tresno terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Citra masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit.

Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Tresno berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Citra . Tubuh Citra berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Tresno. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Citra . Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Citra.

“Oouuhhh…..baang….saakiitt…banngg….amp uunn …”, rintih Citra dengan suara yang megap- megap. Jelas Tresno tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Citra .

“Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh….ooohhhggh… .”, Citra merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Tresno, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Tresno, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Tresno yang tertanam didalamnya, karenanya Tresno merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Tresno terus menggenjot tubuh Citra , Citra pun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Tresno menggenjot tubuhnya.

Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, “Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…”. Dan akhirnya Tresnopun berejakulasi di lobang kemaluan Citra , kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Citra . “A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Tresno melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Citra , rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Citra , puas dalam merobek keperawanan Citra dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis cantik itu. Citra menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya.

Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Citra sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Citra yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas Tresno merebahkan tubuhnya diatas tubuh Citra , kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Tresno nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Citra yang tubuhnya tertindih tubuh Tresno. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Citra , kini Tresno mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Citra .

Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Citra yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Citra . Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Tresno sekonyong-konyong meraih kepala Citra . Citra yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Tresno. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Tresno yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Tresno sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Citra berusaha berontak namun akhirnya Tresno berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Citra .

Nampak Citra seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Tresno yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Tresno kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Citra , wajah Citra memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Tresno dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Citra , sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil memejamkan mata Tresno merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya.

Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, “Oouuuuhhhh…Dinndaaaa…sayanggg… ..”, Tresno mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Citra . Dengan terbatuk-batuk Citra menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Tresno jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Citra hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Tresno mencabut batang kemaluannya dari mulut Citra , dan Citra pun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Tresno tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya.

Saat ini wajah Citra sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Tresnopun menyeringai melihat Citra yang masih terbatuk-batuk. Tresno memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Citra meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Citra telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Tresnopun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Citra yang terletak disamping tempat tidur.

Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Citra , nampak wajah-wajah cantik Citra menghiasi isi album itu, Citra yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan ****** ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Tresno memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, “Sambil menyelam minum air”, batinnya.

Setelah setengah jam lamanya Tresno bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Citra . Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Citra satu persatu. Singkatnya kini tubuh Citra telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Tresno sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Citra .

Sejenak Tresno mengagumi keindahan tubuh Citra , kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Citra . Tubuh Citra nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya.

Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Tresno. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Citra , “Yaa…ampun bangg…udah dong….Citra minta ampunn bangg…oohhh….”, Citra nampak memelas memohon-mohon kepada Tresno. Tresno hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Citra .

Kini dibaliknya tubuh telanjang Citra itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Citra menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Tresno pun berada dibelakang Citra dengan posisi menghadap punggung Citra . Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Citra selebar bahu, dan…. “Aah ……..”, Citra melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Tresno menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Citra . Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Tresno berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Citra .

Setelah itu tubuh Citra pun kembali disodok-sodok, kedua tangan Tresno meraih payudara Citra serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Tresno menyodomi Citra , waktu yang lama bagi Citra yang semakin tersiksa itu. “Eegghhh….aakkhhh….oohhh…”, dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Citra merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Tresno. Tresno kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Citra dan dibaliklah tubuh Citra itu hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada diatas tubuh Citra menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Citra , Citra merintih dikala Tresno menanamkan batang kemaluannya itu.

Tidak lama setelah Tresno memompakan kemaluannya didalam liang vagina Citra Crot cret crot cret, kembali penis Tresno memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Citra , dan Citra pun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Tresno nampak meninggalkan kamar kost Citra dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Citra sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi dengan keadaan Citra.
Previous Post
Next Post